Popular Posts

About Me

Foto saya
vanny | a mom | independent | democracy | wear Hijab | and builder of dreams

Followers

Budaya organisasi pada hakikatnya merupakan pondasi suatu organisasi, jika pondasi yang dibuat tidak cukup kokoh, maka betapapun bagusnya suatu bangunan, pondasi itu tidak akan cukup kokoh untuk menopangnya.
Budaya organisasi dapat dirumuskan juga sebagai nilai dan kebiasaan kerja seluruh anggotanya yang dibakukan serta diterima sebagai standar perilaku kerja dalam rangka pencapaian sasaran dan hasil yang telah direncanakan terlebih dahulu.
Menurut piti sithi amnuai (CEO Bangkok Bank) budaya organisasi dapat diartikan sebagai “Aset basic assumptions and belief that are shared by members of an organization, being developed as they learn to cope with problems of external adaptation and internal integration”
Howard Schult (CEO Starbucks) mengatakan bahwa budaya organisasi adalah “kebiasaan kerja seluruh manajemen dan karyawan suatu perusahaan yang telah diterima sebagai standar perilaku kerja, serta membuat mereka terikat secara emosional kepada perusahaan.”
Suatu budaya organisasi yang baik dapat mengarahkan, mengikat dan memotivasi setiap indivisu yang terlibat didalamnya, untuk bersama-sama berusaha menciptakan suasana yang mendukung bagi upaya pencapaian tujuan yang diharapkan.
Pentingnya Budaya Organisasi

Dari hasil riset yang diselenggarakan oleh para konsultan manajemen McKinsey & CO, McKinsey bertanya kepada para eksekutif puncak, apa yang telah memotivasi para karyawan mereka yang paling berbakat. Berikut cuplikan dari prosentase diantara 200 eksekutif puncak mengenai peringkat factor yang mutlak esensial (untuk memotivasi karyawan berbakat) :
ü  Nilai-nilai budaya                                                                                            58%
ü  Kebebasan otonomi                                                                                        56%
ü  Tugas mengandung tantangan-tantangan yang menggairahkan                           51%
ü  Dikelola dengan baik                                                                                      50%
ü  Konpensasi keseluruhan yang tinggi                                                                 23%
ü  Misi yang mengilhami                                                                                      16%

Hasil riset diatas menunjukkan bahwa nilai-nilai dalam budaya organisasi sangat mempengaruhi motivasi para anggota dalam bekerja.

Gambar bagaimana terbentuknya budaya organisasi

Sumber : Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, jilid II, hal. 303

Fungsi Budaya Organisasi

Budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi (Robbins, 2001)
×          Pertama, budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya organisasi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
×          Kedua, budaya organsasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
×          Ketiga, budaya organisasi mempermudah timbulnya petumbuhan komitmen pasa sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
×          Keempat, budaya organisasi itu meeningkatkan kemantapan system social.

 Selain itu Aholb dkk (1991) mengemukakan ada 7 dimensi budaya yang terdiri atas

·         Konformitas
·         Tanggung jawab
·         Penghargaan
·         Kejelasan
·         Kehangatan
·         Kepemimpinan
·         Bakuan mutu

Tipologi Budaya Organisasi

Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri khas tata kata dan tata kalimatnya (Mallinson dan Blake,1981:1-3).
Seorang pemimpin, perlu memahami dan memosisikan realitas sebagai input bagi perkembangan tipologi kepemimpinannya guna mencapai tujuan organisasi.
Tahap-tahap perkembangan dan proses pelatihan ini, menjelaskan bahwa seorang tokoh akan mengalami dialektika kehidupan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya
Dengan demikian dapat dipahami bagaimana budaya organisasi mampu member arah bagi kelangsungan hidup organisasi dan memberi suatu identitas khas bagi organisasi tersebut. Agar hal ini betul-betul bias terjadi, maka perlu budaya organisasi disosialisasikan dengan baik sehingga dapat terinternalisasi dalam diri para anggota organisasi.

Jadi budaya organisasi yang kuat adalah yang dipegang semakin intensif, semakin mendasar dan kukuh, semakin luas dianut, dan semakin jelas disosialisasikan dan diwariskan. Semakin kuat suatu budaya, akan semakin kuat pengaruhnya terhadap lingkungan, termasuk pada perilaku manusia.

Referensi/Daftar Pustaka

Antonius Atosokhi Gea Antonina Panca Yuni Wulandari. 2005. Character Building IV Relasi dengan Dunia. From http://books.google.co.id/books?id=0vuff3hOwkIC&pg=PA316&dq=pengertian+budaya+organisasi&hl=en&sa=X&ei=8NXPUfrzLouErAfQqYGoAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20budaya%20organisasi&f=false, (diakses 30 Juni 2013)

BUDAYA ORGANISASI

Budaya organisasi pada hakikatnya merupakan pondasi suatu organisasi, jika pondasi yang dibuat tidak cukup kokoh, maka betapapun bagusnya suatu bangunan, pondasi itu tidak akan cukup kokoh untuk menopangnya.
Budaya organisasi dapat dirumuskan juga sebagai nilai dan kebiasaan kerja seluruh anggotanya yang dibakukan serta diterima sebagai standar perilaku kerja dalam rangka pencapaian sasaran dan hasil yang telah direncanakan terlebih dahulu.
Menurut piti sithi amnuai (CEO Bangkok Bank) budaya organisasi dapat diartikan sebagai “Aset basic assumptions and belief that are shared by members of an organization, being developed as they learn to cope with problems of external adaptation and internal integration”
Howard Schult (CEO Starbucks) mengatakan bahwa budaya organisasi adalah “kebiasaan kerja seluruh manajemen dan karyawan suatu perusahaan yang telah diterima sebagai standar perilaku kerja, serta membuat mereka terikat secara emosional kepada perusahaan.”
Suatu budaya organisasi yang baik dapat mengarahkan, mengikat dan memotivasi setiap indivisu yang terlibat didalamnya, untuk bersama-sama berusaha menciptakan suasana yang mendukung bagi upaya pencapaian tujuan yang diharapkan.
Pentingnya Budaya Organisasi

Dari hasil riset yang diselenggarakan oleh para konsultan manajemen McKinsey & CO, McKinsey bertanya kepada para eksekutif puncak, apa yang telah memotivasi para karyawan mereka yang paling berbakat. Berikut cuplikan dari prosentase diantara 200 eksekutif puncak mengenai peringkat factor yang mutlak esensial (untuk memotivasi karyawan berbakat) :
ü  Nilai-nilai budaya                                                                                            58%
ü  Kebebasan otonomi                                                                                        56%
ü  Tugas mengandung tantangan-tantangan yang menggairahkan                           51%
ü  Dikelola dengan baik                                                                                      50%
ü  Konpensasi keseluruhan yang tinggi                                                                 23%
ü  Misi yang mengilhami                                                                                      16%

Hasil riset diatas menunjukkan bahwa nilai-nilai dalam budaya organisasi sangat mempengaruhi motivasi para anggota dalam bekerja.

Gambar bagaimana terbentuknya budaya organisasi

Sumber : Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, jilid II, hal. 303

Fungsi Budaya Organisasi

Budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi (Robbins, 2001)
×          Pertama, budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya organisasi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
×          Kedua, budaya organsasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
×          Ketiga, budaya organisasi mempermudah timbulnya petumbuhan komitmen pasa sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
×          Keempat, budaya organisasi itu meeningkatkan kemantapan system social.

 Selain itu Aholb dkk (1991) mengemukakan ada 7 dimensi budaya yang terdiri atas

·         Konformitas
·         Tanggung jawab
·         Penghargaan
·         Kejelasan
·         Kehangatan
·         Kepemimpinan
·         Bakuan mutu

Tipologi Budaya Organisasi

Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri khas tata kata dan tata kalimatnya (Mallinson dan Blake,1981:1-3).
Seorang pemimpin, perlu memahami dan memosisikan realitas sebagai input bagi perkembangan tipologi kepemimpinannya guna mencapai tujuan organisasi.
Tahap-tahap perkembangan dan proses pelatihan ini, menjelaskan bahwa seorang tokoh akan mengalami dialektika kehidupan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya
Dengan demikian dapat dipahami bagaimana budaya organisasi mampu member arah bagi kelangsungan hidup organisasi dan memberi suatu identitas khas bagi organisasi tersebut. Agar hal ini betul-betul bias terjadi, maka perlu budaya organisasi disosialisasikan dengan baik sehingga dapat terinternalisasi dalam diri para anggota organisasi.

Jadi budaya organisasi yang kuat adalah yang dipegang semakin intensif, semakin mendasar dan kukuh, semakin luas dianut, dan semakin jelas disosialisasikan dan diwariskan. Semakin kuat suatu budaya, akan semakin kuat pengaruhnya terhadap lingkungan, termasuk pada perilaku manusia.

Referensi/Daftar Pustaka

Antonius Atosokhi Gea Antonina Panca Yuni Wulandari. 2005. Character Building IV Relasi dengan Dunia. From http://books.google.co.id/books?id=0vuff3hOwkIC&pg=PA316&dq=pengertian+budaya+organisasi&hl=en&sa=X&ei=8NXPUfrzLouErAfQqYGoAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20budaya%20organisasi&f=false, (diakses 30 Juni 2013)