Popular Posts

About Me

Foto saya
vanny | a mom | independent | democracy | wear Hijab | and builder of dreams

Followers


Organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dan komunikasi adalah perekat yang memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan fungsinya dengan baik.
Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang selalu berubah-ubah.  (Goldhaber,1986).
Proses komunikasi dalam organisasi
Sebelum komunikasi dapat terjadi dibutuhkan suatu tujuan yang terekspresikan sebagai pesan untuk disampaikan antar seorang sumber dan penerimanya yang menghasilkan transfer dan pemahaman data, proses komunikasi (communication process) sebagai berikut :
Pengirim à Penyandian à Pesan à Saluran à Penerjemah Sandi à Penerimaan à Gangguan à Umpan Balik.
Pengirim mengirimkan sebuah pesan dengan cara menyandikan pemikirannya. Pesan tersebut adalah produk fisik aktual dari penyandian oleh pengirim. Saluran merupakan perantara yang dipakai pesan dalam menempuh perjalanan. Saluran tersebut dipilih oleh pengirim, apakah ia hendak menggunakan saluran yang formal atau informal. Saluran formal (formal channels) disediakan oleh organisasi dan berfungsi sebagai penyampai pesan-pesan yang berhubungan dengan aktivitas profesional dari para anggotanya. Saluran informal (informal channels) yaitu saluran komunikasi yang diciptakan secara spontan dan muncul sebagai tanggapan terhadap pilihan-pilihan individual. Penerima adalah objek yang menjadi sasaran dari pesan itu. Tetapi sebelum pesan tersebut dapat diterima, simbol-simbol didalamnya harus diterjemahkan menjadi bentuk yang dapat dipahami oleh penerima. Langkah ini disebut penerjemahan sandi dalam pesan. Gangguan mewakili berbagai hambatan komunikasi yang mengacaukan kejelasan pesan. Mata rantai yang trakhir dalam proses komunikasi adalah lingkaran umpan balik yaitu sarana pengecekan mengenai seberapa berhasil kita telah menyampaikan pesan kita seperti yang dimaksudkan pada awalnya. Hal ini mementukan apakah pemahaman telah tercapai.
Menurut Mintzberg, terdapat tiga peran manajerial yang dapat diterapkan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi. Yaitu: peran antarpribadi (interpersonal roles), peran informasional (informational roles), dan peran keputusan (decisional roles). Jadi melalui masing-masing peran tersebut seorang manajer harus mampu mengomunikasikan ide, gagasan atau informasi kepada karyawannya, sehingga mereka dapat memahami pesan yang telah disampaikan dengan baik dan efektif.
Peran manajerial dalam suatu organisasi dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:
Peran Antarpribadi menunjukkan bahwa seorang manajer harus mampu memerankan dirinya sebagai seorang  tokoh figur, manajer, penghubung.
Peran Informasional
Monitoring, peran yang harus dilakukan oleh seorang manajer untuk mengawasi bawahan agar pekerjaan mereka sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penyebar Informasi, peran manajer untuk menyebarluaskan atau menyampaikan informasi secara menyeluruh kepada para karyawannya agar mereka dapat memahami dengan baik berbagai kebijakan organisasi tersebut.
Juru Bicara, seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai seorang juru bicara yang baik, khususnya yang berkaitan dengan penyampaian informasi tentang berbagai kebijakan penting organisasinya kepada pihak lain (eksternal).
Paran Keputusan
Wirausaha, seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai seorang wirausaha yang jujur, dinamis, ulet, kreatif, inovatif, responsif, bertanggung jawab, berani mengambil resiko, dan berwawasan luas.
Pemecah Masalah, seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai salah seorang yang memiliki kemampuan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh suatu organisasi
Pengalokasi Sumber Daya, seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai orang yang mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki secara baik. Seperti sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya informasi, dan lain sebagainya.
Negosiator, kemampuan ini sangat diperlukan oleh seorang manajer ketika berhubungan dengan pihak eksternal organisasi.
Keberhasilan komunikasi dalam suatu organisasi merupakan aset penting bagi pencapaian sasaran atau tujuan organisasi tersebut. Keberhasilan komunikasi yang tercermin dalam efektivitas dan efisiensinya merupakan alat perekat organisasi yang juga mempengaruhi nama baik (goodwill) organisasi yang bersangkutan.

Referensi & Daftar Pustaka
Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis (Edisi 3). Jakarta: Erlangga.
Robbins, Stephen P., &  Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi (Edisi 12, Buku 2). Terjemahan oleh Diana Angelica, Ria Cahyani, dan Abdul Rosyid. 2008. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
http://mudzakiriqbal.blogspot.com/2012/12/komunikasi-dalam-organisasi-perusahaan.html

Pengambilan keputusan dibutuhkan ketika kita memiliki masalah yang harus diselesaikan dengan memuaskan. Situasi masalah tersebut yang menjadi masukan pertama dalam sistem pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan dengan pengetahuan, pengalaman, dan data yang diperoleh atau dikumpulkan berkaitan dengan masalah.
Berikut beberapa pendapat sebagai dasar konseptual dalam memahami apa sebenarnya pengambilan keputusan dalam aktivitas manajemen pada sebuah organisasi
Pengambilan keputusan merupakan salah satu peranan manajer yang disebut peranan desisional (Winarda,1990).
Suatu putusan ialah proses memilih tindakan tertentu antara sejumlah tindakan alternatif yang mungkin (Sutisna,1985:149)
Demikian pula Drummond (1985) berpendapat bahwa Pengambilan keputusan merupakan usaha penciptaan kejadian-kejadian dan pembentukan masa depan (peristiwa-peristiwa pada saat pemilihan dan sesudahnya).
Bertolak dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambialn keputusan ialah proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Pengambilan keputusan dalam fungsi-fungsi manajemen itu meliputi:
1.       Perencanaan-Apa tujuan akhir organisasi? Strategi apa yang digunakan dalam mencapai tujuan?
2.       Pengorganisasian-Bagaimana pekerjaan-pekerjaanitu dirancang? Struktur organisasi bagaimana yang diperlukan? Siapa-siapa yang akan mengisi pekerjaan?
3.       Penggerakan-Bagaimana menggerakkan pegawai agar mereka berkinerja tinggi? Bagaimana kepeminpinan efektif dalam organisasi?
4.       Pengawasan-Aktivitas apa saja dalam organisasi yang harus diawasi? Dalam hal apa saja penyimpangan terjadi? Bagaimana menggerakkan organisasi secara efektif?

Setiap proses pengambilan keputusan merupakan suatu sistem tindakan karena ada beberapa komponen didalamnya. Menurut Pradjudi (1997:45), kerangka kerja yang ada dalam sistem pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1.       Posisi orang yang berwenang dalam mengambil keputusan
2.       Problema (penyimpangan dari apa yang dikehendaki dan direncanakan atau dituju)
3.       Situasi si pengambil keputusan itu berada
4.       Kondisi si pengambil keputusan (kekuatan dan kemampuan menghadapi problem)
5.       Tujuan (apa yang diinginkan atau dicapai dengan pengambilan keputusan).

Pendapat lain menegaskan bahwa langkah-langkah pengambilan keputusan ada enam, yaitu :

1.       Mengidentifikasi suatu masalah
2.       Memperjelas dan menyusun prioritas sasaran-sasaran
3.       Menciptakan pilihan-pilihan
4.       Menilai pilihan-pilihan
5.       Memperbandingkan akibat-akibat yang diramalkan pada masing-masing pilihan dengan sasaran-sasaran
6.       Memilih pilihan dengan konsekuensi-konsekuensi dengan sasaran-sasaran (Drummond,1995:3)

Keputusan adalah hasil yang dicapai dari proses pengambilan keputusan. Menentukan pilihan (memutuskan) atau arah tindakan tertentu bagi organisasi adalah keputusan. Secara umum keputusan dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut:

1.       Keputusan strategis, setiap organisasi melahirkan berbagai kebijakan atau keputusan organisasional. Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan strategis.
2.       Keputusan operasional, adapun keputusan operasional menyangkut pengelolaan organisasi sehari-hari. Keputusan operasional sangat menentukan efektivitas keputusan strategis yang diambil oleh para manajer puncak (Drummond,1995:13).

Disisi lain, ada pula pembagian jenis keputusan berdasarkan masalah yang dihadapi, yaitu:

a.       Keputusan yang diprogramkan (program decision)
Keputusan ini adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pada problem yang diketahui secara baik (well-structured problems) atau masalahnya diketahui secara jelas.
b.      Keputusan yang tidak diprogram (non-programmed decision)
Keputusan ini adalah keputusan yang diambil atau dibuat berdasarkan masalah yang tidak diketahui secara jelas (ill-structured problems) atau data dan informasinya kurang tersedia sebagaimana mestinya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :
a.       Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b.      Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c.       Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
d.      Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e.      Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f.        Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g.       Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
h.      Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i.         Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.

Pengambilan keputusan yang efektif menjadi tolak ukur kepemimpinan yang efektif pula. Tetapi kepemimpinan efektif tidak hanya membolehkan diskusi diantara kelompok, tetapi juga mengizinkan mereka berpartisipasi dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Jika mereka tidak dilibatkan dalam kegiatan mendiskusikan persoalan yang relavan bagi mereka maka partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan tidak akan sukses.

Daftar Pustaka & Referensi

Anzizhan & Syafaruddin. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo
http://ddhardiyan.blogspot.com/2011/09/proses-yang-mempengaruhi-pengambilan.html

Komunikasi dalam Organisasi


Organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dan komunikasi adalah perekat yang memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan fungsinya dengan baik.
Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang selalu berubah-ubah.  (Goldhaber,1986).
Proses komunikasi dalam organisasi
Sebelum komunikasi dapat terjadi dibutuhkan suatu tujuan yang terekspresikan sebagai pesan untuk disampaikan antar seorang sumber dan penerimanya yang menghasilkan transfer dan pemahaman data, proses komunikasi (communication process) sebagai berikut :
Pengirim à Penyandian à Pesan à Saluran à Penerjemah Sandi à Penerimaan à Gangguan à Umpan Balik.
Pengirim mengirimkan sebuah pesan dengan cara menyandikan pemikirannya. Pesan tersebut adalah produk fisik aktual dari penyandian oleh pengirim. Saluran merupakan perantara yang dipakai pesan dalam menempuh perjalanan. Saluran tersebut dipilih oleh pengirim, apakah ia hendak menggunakan saluran yang formal atau informal. Saluran formal (formal channels) disediakan oleh organisasi dan berfungsi sebagai penyampai pesan-pesan yang berhubungan dengan aktivitas profesional dari para anggotanya. Saluran informal (informal channels) yaitu saluran komunikasi yang diciptakan secara spontan dan muncul sebagai tanggapan terhadap pilihan-pilihan individual. Penerima adalah objek yang menjadi sasaran dari pesan itu. Tetapi sebelum pesan tersebut dapat diterima, simbol-simbol didalamnya harus diterjemahkan menjadi bentuk yang dapat dipahami oleh penerima. Langkah ini disebut penerjemahan sandi dalam pesan. Gangguan mewakili berbagai hambatan komunikasi yang mengacaukan kejelasan pesan. Mata rantai yang trakhir dalam proses komunikasi adalah lingkaran umpan balik yaitu sarana pengecekan mengenai seberapa berhasil kita telah menyampaikan pesan kita seperti yang dimaksudkan pada awalnya. Hal ini mementukan apakah pemahaman telah tercapai.
Menurut Mintzberg, terdapat tiga peran manajerial yang dapat diterapkan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi. Yaitu: peran antarpribadi (interpersonal roles), peran informasional (informational roles), dan peran keputusan (decisional roles). Jadi melalui masing-masing peran tersebut seorang manajer harus mampu mengomunikasikan ide, gagasan atau informasi kepada karyawannya, sehingga mereka dapat memahami pesan yang telah disampaikan dengan baik dan efektif.
Peran manajerial dalam suatu organisasi dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:
Peran Antarpribadi menunjukkan bahwa seorang manajer harus mampu memerankan dirinya sebagai seorang  tokoh figur, manajer, penghubung.
Peran Informasional
Monitoring, peran yang harus dilakukan oleh seorang manajer untuk mengawasi bawahan agar pekerjaan mereka sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penyebar Informasi, peran manajer untuk menyebarluaskan atau menyampaikan informasi secara menyeluruh kepada para karyawannya agar mereka dapat memahami dengan baik berbagai kebijakan organisasi tersebut.
Juru Bicara, seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai seorang juru bicara yang baik, khususnya yang berkaitan dengan penyampaian informasi tentang berbagai kebijakan penting organisasinya kepada pihak lain (eksternal).
Paran Keputusan
Wirausaha, seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai seorang wirausaha yang jujur, dinamis, ulet, kreatif, inovatif, responsif, bertanggung jawab, berani mengambil resiko, dan berwawasan luas.
Pemecah Masalah, seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai salah seorang yang memiliki kemampuan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh suatu organisasi
Pengalokasi Sumber Daya, seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai orang yang mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki secara baik. Seperti sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya informasi, dan lain sebagainya.
Negosiator, kemampuan ini sangat diperlukan oleh seorang manajer ketika berhubungan dengan pihak eksternal organisasi.
Keberhasilan komunikasi dalam suatu organisasi merupakan aset penting bagi pencapaian sasaran atau tujuan organisasi tersebut. Keberhasilan komunikasi yang tercermin dalam efektivitas dan efisiensinya merupakan alat perekat organisasi yang juga mempengaruhi nama baik (goodwill) organisasi yang bersangkutan.

Referensi & Daftar Pustaka
Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis (Edisi 3). Jakarta: Erlangga.
Robbins, Stephen P., &  Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi (Edisi 12, Buku 2). Terjemahan oleh Diana Angelica, Ria Cahyani, dan Abdul Rosyid. 2008. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
http://mudzakiriqbal.blogspot.com/2012/12/komunikasi-dalam-organisasi-perusahaan.html

Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


Pengambilan keputusan dibutuhkan ketika kita memiliki masalah yang harus diselesaikan dengan memuaskan. Situasi masalah tersebut yang menjadi masukan pertama dalam sistem pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan dengan pengetahuan, pengalaman, dan data yang diperoleh atau dikumpulkan berkaitan dengan masalah.
Berikut beberapa pendapat sebagai dasar konseptual dalam memahami apa sebenarnya pengambilan keputusan dalam aktivitas manajemen pada sebuah organisasi
Pengambilan keputusan merupakan salah satu peranan manajer yang disebut peranan desisional (Winarda,1990).
Suatu putusan ialah proses memilih tindakan tertentu antara sejumlah tindakan alternatif yang mungkin (Sutisna,1985:149)
Demikian pula Drummond (1985) berpendapat bahwa Pengambilan keputusan merupakan usaha penciptaan kejadian-kejadian dan pembentukan masa depan (peristiwa-peristiwa pada saat pemilihan dan sesudahnya).
Bertolak dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambialn keputusan ialah proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Pengambilan keputusan dalam fungsi-fungsi manajemen itu meliputi:
1.       Perencanaan-Apa tujuan akhir organisasi? Strategi apa yang digunakan dalam mencapai tujuan?
2.       Pengorganisasian-Bagaimana pekerjaan-pekerjaanitu dirancang? Struktur organisasi bagaimana yang diperlukan? Siapa-siapa yang akan mengisi pekerjaan?
3.       Penggerakan-Bagaimana menggerakkan pegawai agar mereka berkinerja tinggi? Bagaimana kepeminpinan efektif dalam organisasi?
4.       Pengawasan-Aktivitas apa saja dalam organisasi yang harus diawasi? Dalam hal apa saja penyimpangan terjadi? Bagaimana menggerakkan organisasi secara efektif?

Setiap proses pengambilan keputusan merupakan suatu sistem tindakan karena ada beberapa komponen didalamnya. Menurut Pradjudi (1997:45), kerangka kerja yang ada dalam sistem pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1.       Posisi orang yang berwenang dalam mengambil keputusan
2.       Problema (penyimpangan dari apa yang dikehendaki dan direncanakan atau dituju)
3.       Situasi si pengambil keputusan itu berada
4.       Kondisi si pengambil keputusan (kekuatan dan kemampuan menghadapi problem)
5.       Tujuan (apa yang diinginkan atau dicapai dengan pengambilan keputusan).

Pendapat lain menegaskan bahwa langkah-langkah pengambilan keputusan ada enam, yaitu :

1.       Mengidentifikasi suatu masalah
2.       Memperjelas dan menyusun prioritas sasaran-sasaran
3.       Menciptakan pilihan-pilihan
4.       Menilai pilihan-pilihan
5.       Memperbandingkan akibat-akibat yang diramalkan pada masing-masing pilihan dengan sasaran-sasaran
6.       Memilih pilihan dengan konsekuensi-konsekuensi dengan sasaran-sasaran (Drummond,1995:3)

Keputusan adalah hasil yang dicapai dari proses pengambilan keputusan. Menentukan pilihan (memutuskan) atau arah tindakan tertentu bagi organisasi adalah keputusan. Secara umum keputusan dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut:

1.       Keputusan strategis, setiap organisasi melahirkan berbagai kebijakan atau keputusan organisasional. Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan strategis.
2.       Keputusan operasional, adapun keputusan operasional menyangkut pengelolaan organisasi sehari-hari. Keputusan operasional sangat menentukan efektivitas keputusan strategis yang diambil oleh para manajer puncak (Drummond,1995:13).

Disisi lain, ada pula pembagian jenis keputusan berdasarkan masalah yang dihadapi, yaitu:

a.       Keputusan yang diprogramkan (program decision)
Keputusan ini adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pada problem yang diketahui secara baik (well-structured problems) atau masalahnya diketahui secara jelas.
b.      Keputusan yang tidak diprogram (non-programmed decision)
Keputusan ini adalah keputusan yang diambil atau dibuat berdasarkan masalah yang tidak diketahui secara jelas (ill-structured problems) atau data dan informasinya kurang tersedia sebagaimana mestinya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :
a.       Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b.      Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c.       Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
d.      Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e.      Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f.        Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g.       Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
h.      Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i.         Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.

Pengambilan keputusan yang efektif menjadi tolak ukur kepemimpinan yang efektif pula. Tetapi kepemimpinan efektif tidak hanya membolehkan diskusi diantara kelompok, tetapi juga mengizinkan mereka berpartisipasi dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Jika mereka tidak dilibatkan dalam kegiatan mendiskusikan persoalan yang relavan bagi mereka maka partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan tidak akan sukses.

Daftar Pustaka & Referensi

Anzizhan & Syafaruddin. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo
http://ddhardiyan.blogspot.com/2011/09/proses-yang-mempengaruhi-pengambilan.html