Popular Posts
-
1.1 LATAR BELAKANG PT. Putra Tunas Megah merupakan perusahaan swasta yang menghasilkan produk berupa mesin-mesin yang diperluka...
-
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Project Manager Project manager adalah seorang yang diberikan tanggung jawab untuk memimpin tim pro...
-
Hukuman dan imbalan, hal ini merupakan strategi manajerial yang semakin banyak digunakan. Beberapa factor yang berhubungan dengan pekerjaa...
-
rumah gadang-rumah khas minang Minangkabau atau yang lebih dikenal dengan Minang adalah salah sat...
-
Ilmu sosial adalah ilmu yang mencakup segala aspek dalam kehidupan dimulai dari sifat individu, intera...
-
PT. Putra Tunas Megah merupakan perusahaan swasta yang menghasilkan produk berupa mesin-mesin yang diperlukan pabrik kelapa sawit (PKS) s...
-
Keluarga ideal adalah keluarga berencana yaitu suami, istri, dan dua anak, tapi bagi saya, itu adalah ...
-
Budaya organisasi pada hakikatnya merupakan pondasi suatu organisasi, jika pondasi yang dibuat tidak cukup kokoh, maka betapapun bagusnya ...
-
Penggunaan Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norm...
-
Organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dan komunikasi adalah perekat yang ...
About Me
- vanny yolanda
- vanny | a mom | independent | democracy | wear Hijab | and builder of dreams
Followers
Tanamkan Nilai-Nilai Kehidupan dengan Keteladanan
Penanaman nilai-nilai
kehidupan kepada anak didik membutuhkan keteladanan dari guru, orangtua, dan
masyarakat. Penanaman nilai-nilai tersebut tidak hanya berlangsung disekolah,
tetapi juga dilingkungan keluarga dan masyarakat.
Berbagai permasalahan
yang muncul dewasa ini, seperti maraknya kekerasan di jalanan, keluaga, dan
sekolah, perilaku korupsi, perusakan lingkungan, etika yang menipis, kurangnya
tanggungjawab dan tenggang rasa, memunculkan “gugatan” tentang hal-hal apa saja
yang diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi, termasuk kebijakan Depdiknas
untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak didik.
Dalam peraturan
perundangan, disebutkan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional itu, diterjemahkan ke dalam standar isi
pendidikan, selanjutnya ke kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Dalam mata pelajaran
ilmu pengetahuan alam misalnya, nilai-nilai kehidupan yang ingin ditanamkan,
antara lain keyakinan terhadap kebesaran Tuhan dan meningkatkan kesadaran untuk
berperan serta memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
Apabila sekolah merasa
mata pelajaran yang dirancang secara nasional masih kurang menanamkan
nilai-nilai kehidupan, sekolah berhak mengembangkan mata pelajaran muatan
lokal. Misalnya, di Ambon dan Aceh telah dikembangkan pendidikan perdamaian.
Mata pelajaran yang
diberikan kepada anak didik di sekolah telah mengajarkan nilai-nilai kehidupan.
Hal yang penting adalah teladan guru dan orangtua. Kalau igin anak-anak sopan,
ya kita harus sopan terlebih dahulu. Anak-anak itu melihat contoh.
Pendidikan nilai-nilai
kehidupan sebagai bagian integral kegiatan pendidikan pada umumnya adalah upaya
sadar dan terencana membantu anak didik mengenal, menyadari menghargai, dan menghayati
nilai-nilai yang seharusnya dijadikan panduan bagi sikap dan perilaku sebagai
manusia dalam hidup perorangan dan bermasyarakat. Pendidikan nilai akan membuat anak didik tumbuh menjadi pribadi yang
tahu sopan-santun, memiliki cita rasa seni, sastra, dan keindahan pada umumnya,
mampu menghargai diri sendiri dan orang lain, bersikap hormat terhadap
keluhuran martabat manusia, memiliki cita rasa moral dan rohani.
Pendidikan nilai-nilai
kehidupan tidak dapat berlangsung baik jika tidak ditunjang keteladanan
pendidikan dan praksis sosial yang kontinu dan konsisten dari lingkungan
sosial.
Proses belajar-mengajar
harus mencakup tiga ranah pendidikan, yaitu kognitif, efektif, dan
psikomotorik. Namun, konsep pendidikan di Indonesia cenderung mengarah pada ranah
kognitif, sedangkan ranah afektif dan psikomotorik ditempatkan pada peran
skunder.
Dengan melihat
kecenderungan itu, sebaiknya Sekolah memberikan mata pelajaran budi pekerti,
program pamong, dan program pelatihan motivasi. Pendidik secara terus-menerus harus diberi pemahaman bahwa nilai-nilai
kehidupan tidak bisa begitu saja diajarkan tetapi harus disertai keteladanan
oleh pendidik itu sendiri.
Nb
: kalimat berhuruf tebal adalah kalimat yang mengandung kalimat induktif
Source
Darmayanti, Nani. 2007. “Bahasa Indonesia untuk
Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Media” (on-line).Fromhttp://books.google.co.id/booksid=264rOvSaHCwC&pg=PA46&dq=pengertian+dan+perbedaan+kalimat+induktif+dan+deduktif&hl=en&sa=X&ei=xJ5SU4q3IsmXrAfpuYDYAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20dan%20perbedaan%20kalimat%20induktif%20dan%20deduktif&f=false
(Diakses
tanggal 20 April 2014)
Labels:
Bahasa Indonesia
Paragraf Induktif
adalah paragraf yang kaliamt utama (berupa pernyataan umum) yang terletak
diakhir, diawali kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama.
Polanya : khusus-umum, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang dapat ditandai
dengan kata penghubung jadi, memang, dengan demikian, oleh karena itu,
akibatnya, atau begitulah.
Contoh kalimat induktif
“Lampu lalu lintas mati selama beberapa jam. Sampah berserakan dan
menyumbat saluran air. Pohon-pohon besar dijalur Jalan Juanda banyak yang
tersambar petir. Hujan besar kemarin sore kembali turun dan mengacaukan suasana
di beberapa wilayah di Kota Bandung.”
Paragraf
tersebut termasuk kalimat induktif karena dimulai dari hal yang khusus kemudian
umum. Hal yang khusus adalah pada kalimat-kalimat Lampu lalu lintas mati selama beberapa jam. Sampah berserakan dan
menyumbat saluran air. Pohon-pohon besar dijalur Jalan Juanda banyak yang
tersambar petir. Adapun kalimat yang merupakan simpulan yang bersifat umum
adalah Hujan besar kemarin sore kembali
turun dan mengacaukan suasana di beberapa wilayah di Kota Bandung.
Paragraf Deduktif
adalah paragraf yang kalimat utama (berupa pernyataan umum) terletak di awal,
selanjutnya diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Polanya : umum-khusus.
Contoh kalimat deduktif
“Indukan
yang telah dimasukkan kedalam tempat pemijahan akan memerlukan adaptasi
terhadap lingkungan yang barunya. Indukan akan aktif berjalan-jalan
mengelilingi kolamnya. Indukan jantan yang sedang birahi akan kelihatan aktif
dan gelisah mendekati dan berkejar-kejaran dengan betina yang akan dipijah.
Biasanya jantan akan bertingkah laku persisnya seperti kalajengking yang ekor
dan capitnya diangkat sehingga tidak menyentuh dasar kolam. Apabila ada indukan
lain yang mendekatinya akan diusir oleh indukan jantan.”
Paragraf
tersebut termasuk kalimat deduktif karena dimulai dari hal yang umum kemudian
khusus. Hal yang umum adalah pada kalimat Indukan
yang telah dimasukkan ke dalan tempat pemijahan akan memerlukan adaptasi
terhadap lingkungan yang barunya. Adapun kalimat lain sesudahnya merupakan
kalimat penjelasnya.
Source
Darmayanti, Nani. 2007. “Bahasa
Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Media” (on-line).From http://books.google.co.id/books?id=264rOvSaHCwC&pg=PA46&dq=pengertian+dan+perbedaan+kalimat+induktif+dan+deduktif&hl=en&sa=X&ei=xJ5SU4q3IsmXrAfpuYDYAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20dan%20perbedaan%20kalimat%20induktif%20dan%20deduktif&f=false.
(diakses tanggal 19 april 2014)
Sutarni, Sri., Sukardi. “Bahasa
Indonesia 2 SMA Kelas XI” (on-line).From http://books.google.co.id/books?id=7sektGy27UUC&pg=PA9&dq=pengertian+dan+perbedaan+kalimat+induktif+dan+deduktif&hl=en&sa=X&ei=xJ5SU4q3IsmXrAfpuYDYAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20dan%20perbedaan%20kalimat%20induktif%20dan%20deduktif&f=false.
(diakses tanggal 19 April 2014)
Labels:
Bahasa Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)
Contoh Artikel Mengandung Kalimat Induktif
Tanamkan Nilai-Nilai Kehidupan dengan Keteladanan
Penanaman nilai-nilai
kehidupan kepada anak didik membutuhkan keteladanan dari guru, orangtua, dan
masyarakat. Penanaman nilai-nilai tersebut tidak hanya berlangsung disekolah,
tetapi juga dilingkungan keluarga dan masyarakat.
Berbagai permasalahan
yang muncul dewasa ini, seperti maraknya kekerasan di jalanan, keluaga, dan
sekolah, perilaku korupsi, perusakan lingkungan, etika yang menipis, kurangnya
tanggungjawab dan tenggang rasa, memunculkan “gugatan” tentang hal-hal apa saja
yang diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi, termasuk kebijakan Depdiknas
untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak didik.
Dalam peraturan
perundangan, disebutkan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional itu, diterjemahkan ke dalam standar isi
pendidikan, selanjutnya ke kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Dalam mata pelajaran
ilmu pengetahuan alam misalnya, nilai-nilai kehidupan yang ingin ditanamkan,
antara lain keyakinan terhadap kebesaran Tuhan dan meningkatkan kesadaran untuk
berperan serta memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
Apabila sekolah merasa
mata pelajaran yang dirancang secara nasional masih kurang menanamkan
nilai-nilai kehidupan, sekolah berhak mengembangkan mata pelajaran muatan
lokal. Misalnya, di Ambon dan Aceh telah dikembangkan pendidikan perdamaian.
Mata pelajaran yang
diberikan kepada anak didik di sekolah telah mengajarkan nilai-nilai kehidupan.
Hal yang penting adalah teladan guru dan orangtua. Kalau igin anak-anak sopan,
ya kita harus sopan terlebih dahulu. Anak-anak itu melihat contoh.
Pendidikan nilai-nilai
kehidupan sebagai bagian integral kegiatan pendidikan pada umumnya adalah upaya
sadar dan terencana membantu anak didik mengenal, menyadari menghargai, dan menghayati
nilai-nilai yang seharusnya dijadikan panduan bagi sikap dan perilaku sebagai
manusia dalam hidup perorangan dan bermasyarakat. Pendidikan nilai akan membuat anak didik tumbuh menjadi pribadi yang
tahu sopan-santun, memiliki cita rasa seni, sastra, dan keindahan pada umumnya,
mampu menghargai diri sendiri dan orang lain, bersikap hormat terhadap
keluhuran martabat manusia, memiliki cita rasa moral dan rohani.
Pendidikan nilai-nilai
kehidupan tidak dapat berlangsung baik jika tidak ditunjang keteladanan
pendidikan dan praksis sosial yang kontinu dan konsisten dari lingkungan
sosial.
Proses belajar-mengajar
harus mencakup tiga ranah pendidikan, yaitu kognitif, efektif, dan
psikomotorik. Namun, konsep pendidikan di Indonesia cenderung mengarah pada ranah
kognitif, sedangkan ranah afektif dan psikomotorik ditempatkan pada peran
skunder.
Dengan melihat
kecenderungan itu, sebaiknya Sekolah memberikan mata pelajaran budi pekerti,
program pamong, dan program pelatihan motivasi. Pendidik secara terus-menerus harus diberi pemahaman bahwa nilai-nilai
kehidupan tidak bisa begitu saja diajarkan tetapi harus disertai keteladanan
oleh pendidik itu sendiri.
Nb
: kalimat berhuruf tebal adalah kalimat yang mengandung kalimat induktif
Source
Darmayanti, Nani. 2007. “Bahasa Indonesia untuk
Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Media” (on-line).Fromhttp://books.google.co.id/booksid=264rOvSaHCwC&pg=PA46&dq=pengertian+dan+perbedaan+kalimat+induktif+dan+deduktif&hl=en&sa=X&ei=xJ5SU4q3IsmXrAfpuYDYAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20dan%20perbedaan%20kalimat%20induktif%20dan%20deduktif&f=false
(Diakses
tanggal 20 April 2014)
Perbedaan Kalimat Induktif dan Deduktif
Paragraf Induktif
adalah paragraf yang kaliamt utama (berupa pernyataan umum) yang terletak
diakhir, diawali kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama.
Polanya : khusus-umum, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang dapat ditandai
dengan kata penghubung jadi, memang, dengan demikian, oleh karena itu,
akibatnya, atau begitulah.
Contoh kalimat induktif
“Lampu lalu lintas mati selama beberapa jam. Sampah berserakan dan
menyumbat saluran air. Pohon-pohon besar dijalur Jalan Juanda banyak yang
tersambar petir. Hujan besar kemarin sore kembali turun dan mengacaukan suasana
di beberapa wilayah di Kota Bandung.”
Paragraf
tersebut termasuk kalimat induktif karena dimulai dari hal yang khusus kemudian
umum. Hal yang khusus adalah pada kalimat-kalimat Lampu lalu lintas mati selama beberapa jam. Sampah berserakan dan
menyumbat saluran air. Pohon-pohon besar dijalur Jalan Juanda banyak yang
tersambar petir. Adapun kalimat yang merupakan simpulan yang bersifat umum
adalah Hujan besar kemarin sore kembali
turun dan mengacaukan suasana di beberapa wilayah di Kota Bandung.
Paragraf Deduktif
adalah paragraf yang kalimat utama (berupa pernyataan umum) terletak di awal,
selanjutnya diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Polanya : umum-khusus.
Contoh kalimat deduktif
“Indukan
yang telah dimasukkan kedalam tempat pemijahan akan memerlukan adaptasi
terhadap lingkungan yang barunya. Indukan akan aktif berjalan-jalan
mengelilingi kolamnya. Indukan jantan yang sedang birahi akan kelihatan aktif
dan gelisah mendekati dan berkejar-kejaran dengan betina yang akan dipijah.
Biasanya jantan akan bertingkah laku persisnya seperti kalajengking yang ekor
dan capitnya diangkat sehingga tidak menyentuh dasar kolam. Apabila ada indukan
lain yang mendekatinya akan diusir oleh indukan jantan.”
Paragraf
tersebut termasuk kalimat deduktif karena dimulai dari hal yang umum kemudian
khusus. Hal yang umum adalah pada kalimat Indukan
yang telah dimasukkan ke dalan tempat pemijahan akan memerlukan adaptasi
terhadap lingkungan yang barunya. Adapun kalimat lain sesudahnya merupakan
kalimat penjelasnya.
Source
Darmayanti, Nani. 2007. “Bahasa
Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Media” (on-line).From http://books.google.co.id/books?id=264rOvSaHCwC&pg=PA46&dq=pengertian+dan+perbedaan+kalimat+induktif+dan+deduktif&hl=en&sa=X&ei=xJ5SU4q3IsmXrAfpuYDYAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20dan%20perbedaan%20kalimat%20induktif%20dan%20deduktif&f=false.
(diakses tanggal 19 april 2014)
Sutarni, Sri., Sukardi. “Bahasa
Indonesia 2 SMA Kelas XI” (on-line).From http://books.google.co.id/books?id=7sektGy27UUC&pg=PA9&dq=pengertian+dan+perbedaan+kalimat+induktif+dan+deduktif&hl=en&sa=X&ei=xJ5SU4q3IsmXrAfpuYDYAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20dan%20perbedaan%20kalimat%20induktif%20dan%20deduktif&f=false.
(diakses tanggal 19 April 2014)
Langganan:
Postingan (Atom)